Ilustrasi. (REUTERS/Kacper Pempel)
merupakan perangkat lunak yang dirancang dengan tujuan merusak dan menghancurkan jaringan yang ada di dalam sebuah perangkat. Malware sendiri juga dapat digunakan oleh para peretas untuk mencuri data-data, serta informasi pribadi dari perangkat pengguna. Smartphone dengan sistem operasi Android termasuk rentan terhadap bahaya malware. Berikut merupakan sepuluh malware berbahaya yang bisa menyerang ponsel Android.Droid Kungfu pertama kali dikabarkan muncul pada 2011. Virus ini memiliki semacam backdoor untuk menghindar dari antivirus Android yang juga dikenal dengan perilaku dari Trojan. Gizmoshub menuliskan malware ini pertama kali ditemukan oleh peneliti AS dan dilaporkan bertujuan untuk mengumpulkan beberapa data dan informasi dari sebuah perangkat ponselPada awalnya, Svpeng merupakan ransomware Android yang bertindak menipu target dengan memblokir ponsel dan menampilkan pesan yang bertuliskan permintaan uang atas tindakan kriminal. Securelist memaparkan cara lain virus ini untuk menipu target, yakni dengan menampilkan pengumuman dari FBI palsu untuk meminta 'denda'.
Agent Smith merupakan malware yang baru-baru ini dikenal dan telah masuk ke dalam 25 juta perangkat Android. Kebanyakan dari korban malware ini terdapat di wilayah Asia Selatan. Dilansir dari ZDNet, malware ini memanfaatkan kerentanan dari dalam sistem operasi Android, dan mengganti aplikasi yang telah dipasang dengan aplikasi palsu berbahaya secara otomatis tanpa disadari pengguna.WhatsApp dan Opera Mini adalah contoh dari beberapa aplikasi yang dimanfaatkan oleh malware tersebut, dan dapat mencuri informasi pribadi dari pesan-pesan yang terdapat di ponsel sampai informasi bank. Malware Android bernama CopyCat ini telah menginfeksi lebih dari 14 juta perangkat pada 2017 lalu. Google berupaya memblokir CopyCat dengan memperbarui Play Protect , namun jutaan pengguna terinfeksi malware tersebut melalui unduhan aplikasi third-party dan terkena phishing (pengelabuan dengan memperoleh data dan informasi pribadi).Malware ini juga dapat mengganti Referrer ID dalam aplikasi pengguna dengan ID milik mereka, sehingga setiap iklan yang muncul di aplikasi akan mengirim pemasukan aplikasi ke hacker alih-alih pembuat aplikasi.
Terdapat lebih dari satu juta perangkat Android terinfeksi malware bernama Gooligan. Malware ini dapat membahayakan data dari akun Google dan memberi hacker untuk mengakses Gmail, Google Photos, Google Docs, Google Play, Google Drive, dan aplikasi Google lain milik pengguna.Malware ini menangkap informasi akun email dan token otentifikasi untuk mengakses akun Google. Penyerang menggunakan token tersebut untuk memasang aplikasi tertentu dari Google Play pada perangkat yang telah terinfeksi untuk meningkatkan pendapatan iklan pada aplikasi.HummingBad menyerang perangkat Android dengan drive-by-download. The Guardian mengunkap malware mencoba untuk mendapatkan akses ke sistem Android dengan menggunakan akses root. Jika gagal, malware ini akan menipu pengguna dengan memberikan notifikasi pembaruan yang palsu.HummingBad dapat mengambil alih ponsel Android dengan mencuri dan menjual informasi pengguna, dari akun email hingga informasi bank pengguna.Malware Mazar bisa mendapat hak administrator atas sebuah ponsel dan memungkinkan malware tersebut untuk melakukan panggilan atau membaca pesan. Pengguna akan mendapat spam pesan melalui SMS yang berisi tautan ke APK yang berbahaya. Jika pengguna mengklik tautan tersebut, secara otomatis mereka akan mengunduh file APK tersebut di Android mereka. Dari file APK tersebut, pengguna akan mengunduh aplikasi baru yang memiliki nama serta pesan MMS.
Malware ini bertindak sebagai aplikasi Flash Player palsu dan dapat memasang program yang berbahaya. Program ini bekerja sebagai key-logger dan mengumpulkan data informasi pengguna seperti dalam akun bank, membaca pesan, hingga membuat dan mendengar panggilan telepon pengguna.LeakerLocker merupakan malware berjenis ransomware yang ditemukan di dalam perangkat Android. Malware ini tersebar di dalam dua aplikasi bernama 'Wallpapers Blur HD' dan 'Booster & Cleaner Pro' dalam Google Play Store. Malware ini akan mengunci layar perangkat dan mengancam pengguna untuk membayar ransom dalam waktu 72 jam. Dan jika tidak dibayar dalam 72 jam, malware ini akan membocorkan informasi dan data pengguna.Ghost Push pada telah menginfeksi lebih dari 600.000 perangkat sistem operasi Android pada tahun 2017 silam. Malware ini dapat menampilkan iklan yang bisa memperoleh pendapatan bagi mereka, di mana iklan tersebut dapat membuat baterai perangkat bocor. Malware ini juga dapat memata-matai informasi dari pengguna yang sedang dalam target.
Sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190802142959-185-417765/10-malware-berbahaya-bagi-ponsel-android